20 March 2012

Karya CL : Cakkalang

Hari ini hari sekolah. Cakka bangun pagi jam lima tiga puluh dan langsung mandi juga sarapan sampai jam enam lima belas. Hari ini Cakka bersemangat sekali untuk pergi ke sekolah karena akan bertemu dengan teman – temannya yang merupakan teman – teman sekelas, teman – teman bermain dan juga teman – teman band. Sudah dua tahun mereka berteman dan mereka selalu bersama karena sudah berjanji akan menghadapi semuanya bersama. Kalau sedang senang di bagi – bagi, kalau sedang sedih, semuanya menghibur. Mereka semua saling pengertian, karena itulah mereka sangat bisa menjalin persahabatan yang sangat kompak.
Cakka baru kelas 5 SD. Sedangkan kakak satu – satunya itu sudah kelas SMP 3. Kedua cowok bersaudara ini sangat kompak. Hobinya sama yaitu main gitar, sikapnya sama baik tapi jail  dan suka becanda dengan teman – teman mereka.
“Mas Elaaaaaaang! Cepetan kenapa?? Orang keren udah di tungguin nih!!” kata Cakka yang sudah ada di depan rumahnya siap untuk pergi ke sekolah di pagi hari yang sangat cerah ini. Kebiasaan Elang berlama – lama di dalam rumah belum juga sembuh. Ini sudah ia lakukan sejak masuk SMP. Entah sedang apa di dalam Cakka nggak tahu. Dan tingkah lakunya membuat Cakka suaranya sedikit serak di pagi hari karena ia harus teriak – teriak memanggil kakaknya.
“Iya iya!! Mas tau kok banyak yang nungguin Mas!!” teriak Elang sambil keluar dari rumah menghampiri adiknya yang sudah manyun menatap kakaknya, mendengar balasan kakaknya itu.
“Yeeee!! GR ih!!” seru Cakka dengan mulut manyunnya itu sambil mencubit lengan kakaknya dengan keras seperti kebiasaan biasanya kalau Cakka sedang cemberut.
“Adooowww!!” rintih Elang.
“Udah, ayo berangkat!” kata Cakka sambil menarik kakaknya pergi menuju sekolah mereka yang masih mengelus tangannya yang di cubit oleh Cakka tadi.




“Heiii, bro!!” seru Cakka di kelasnya sambil hi five dengan ketiga temannya.
“Wheitzz, akhirnya kapten kita dateng!!” seru Ray, si mungil imut yang berambut gondrong tebal ini suka senyum lebar dan memamerkan giginya yang putih bersih. Kalau di band, anak ini jadi drummer. Drum itu satu – satunya kegiatannya di luar sekolah selain belajar untuk ulangan dan bikin PR.
“Lama banget lo?? Udah mau jam masuk nih!” kata Alvin, si cowok berbadan besar dan berambut gondrong itu mengerutkan dahinya sambil melirik jam dinding yang ada di kelas. Sudah jam 6.40 dan itu sudah molor setengah jam dari jam biasanya Cakka datang. Alvin paling tahu kalau Cakka itu rajin banget datang pagi.
“Iya ya! Ngapain lo di rumah? Bertapa sambil meluk – meluk gitar?” tanya Deva sambil tertawa melontarkan candaannya.
“Bertapa pala lo! Emang gue apaan?? Gue nungguin si Mas tuh, lama banget di dalem!” kata Cakka menjitak kepala Deva yang langsung nyengir menatap Cakka.
“Oh ya, Cak, tadi malem lo bilang ada yang mau dibicarain sama kita semua, ada apaan sih?” tanya Ray penasaran. Tadi malem Cakka mengirim mention di twitter, katanya ada pengumuman penting yang harus disiapkan dan dibicarakan.
“Oh iya! Ada apaan, Cak?” tanya Alvin ikutan penasaran.
“Masalah, Cak?” tanya Deva ikutan nimbrung meramaikan pertanyaan.
Cakka langsung menjitak ketiga temannya secara bergantian yang langsung disambut dengan mulut mereka yang manyun. Cakka hanya menggelengkan kepalanya. “Nanya satu – satu kenapa? Mulut gue cuma satu!! Dasar curut!”
“Curut, curut! Dasar babi lo!” balas Alvin sambil tertawa.
“Katarak lo ya? Gue kurus begini di bilang babi! Kurus gue kayak Justin Bieber! Eits, tapi masih gantengan gue dong...”
“Apaan sih lo? Gaje amat!” kata Alvin menggelengkan kepalanya.
“Eh, udah, udah! Katanya ada masalah, kok malam berantem?” tanya Deva.
“Siapa bilang sih gue punya masalah?” tanya Cakka menggelengkan kepalanya menatap Deva yang menurutnya begitu lugu.
“Terus apaan?”
“Gini!” kata Cakka mengeluarkan kertas lebar ke atas mejanya. Kertas itu berisi sebuah gambar yang Cakka gambar tadi malam. Yah, walaupun Cakka nggak pandai gambar. Alvin, Deva dan Ray langsung menutup mulut mereka menatap gambar itu. Mereka tersenyum dan menahan tawa.
“Tau deh, gue nggak pinter gambar! Nggak usah ketawa kenapa?” tanya Cakka dengan mulut manyun menatap teman – temannya yang masih menahan tawanya karena gambar Cakka memang nggak bagus.
“Sori.. sori..” kata Alvin, Deva dan Ray kompak sambil senyamsenyum gaje.
“Intinya sekarang, kita harus menyiapkan semuanya untuk tanggal 4 April nanti! Oke?” kata Cakka.
“Ultah Mas lo, Cak?” tanya Alvin nggak connect.
“Sebagian! Sebagiannya lagi anniversary Still Here Band!” kata Cakka.
“Terus, rencana lo apaan?” tanya Ray.
“Kita adain surprise party lah buat Mas Elang! Di belakang rumah gue! Kita bikin spanduk tulisan Still Here Band yang sangaaaaaaaaaaaaaat besar. Terus, kita bikin dua kue tart. Satu buat band, satu buat ulang tahun. Entar Mas Elang latihan band sampai sore. Entar, ke rumah gue, semuanya pada punya tabungan, kan? Bawa! Gue mau ngecek kas! Entar gue perjelas lagi rencana gue di rumah!” kata Cakka seperti memerintahkan anak buahnya.
“Siip!” seru Alvin, Deva dan Ray kompak.



“Mas! Kok belum pergi sih?” protes Cakka menghampiri kakaknya di kamar. Ia heran, ini sudah jam 3 dan seharusnya kakaknya sudah minggat dari rumah dan langsung ke Farabi untuk latihan.
“Aduh! Adikku ngusir aku dari rumah! Ayaaah...” kata Elang malah akting.
“Apaan sih! Lebay! Mas nggak latihan??”
“Nggak ada latihan hari ini! Heran, biasanya Cakka paling hafal jadwal latihan Mas.. Gimana sih?” tanya Mas Elang menggelengkan kepalanya.
“Hah?! Nggak ada latihan?! Mati gue!” kata Cakka langsung buru – buru pergi dari kamar Elang dan mengambil Blackberry dan mengabari ketiga temannya di twitter. Kebetulan mereka semua lagi online.

cakkaNRG
Aah!! Mati gue!! Woiii @9alvinosztaCR7 @devaekada15 @rayprasetya22, lokasi di ganti jadi rumah @rayprasetya22!

Rayprasetya22
Hah? kok jadi rumah gue?? Gue udah jalan!! RT @cakkaNRG Aah!! Mati gue!! Woiii @9alvinosztaCR7 @devaekada15 @rayprasetya22, lokasi di ganti jadi rumah @rayprasetya22!

9alvinosztaCR7
Kenapa Cak?? RT @rayprasetya22 Hah? kok jadi rumah gue?? Gue udah jalan!! RT @cakkaNRG Aah!! Mati gue!! Woiii @9alvinosztaCR7

devaekada15
Untung gue blom jalan! RT @9alvinosztaCR7 Kenapa Cak?? RT @rayprasetya22 Hah? kok jadi rumah gue?? Gue udah jalan!! RT @cakkaNRG Aah!! Mati gue!! Woiii

cakkaNRG
@rayprasetya22 @9alvinosztaCR7 @devaekada15 udahh, lo pada dateng aje ke rumah gocap! Entar gue jelasin semuanya! Oke?

cakkaNRG
@rayprasetya22 lo jalan ke rumah gue aja! Bareng gue ke rumah lo! Daripada lo muter balik!

Rayprasetya22
Okelahh...RT @cakkaNRG: @rayprasetya22 lo jalan ke rumah gue aja! Bareng gue ke rumah lo! Daripada lo muter balik!

Setelah itu, Cakka menyimpan hapenya dan langsung pergi keluar menunggu Ray di luar. Tak memperdulikan Elang yang langsung cengo melihat tingkah Cakka yang begitu aneh di matanya.



“Yaelahhh, gue kira ada apaan!” kata Alvin menggelengkan kepalanya mendengar cerita dari Cakka begitu Cakka dan Ray sampai di rumah Ray. Deva juga sudah sampai di sana.
“Lagian lo kok tumben amat lupa Mas Elang nggak ada latihan??” tanya Deva.
“Gue bener – bener lupa!” kata Cakka sambil menepuk – nepuk dahinya.
“Udah, sekarang lo mau kita ngapain ama celengan kita?” tanya Ray.
“Oh iya! Lo semua tabungannya ada berapa duit?” tanya Cakka.
“Sejuta..” kata Alvin.
“Tiga juta...” kata Deva.
“Dua juta...” kata Ray.
“Oke. Gue punya delapan juta, berarti jumlahnya...” kata Cakka berpikir sejenak. “Empat belas juta. Oke! Lebih dari cukup! Gue butuh sebagian buat beli kado buat Mas Elang, Mas Muflik sama Mas Bram!”
“Hah?! Buset dah lo.. lo nyuruh kita beli dua gitar sama satu bass baru pake tabungan kita gitu?!” tanya Alvin kaget.
“Bujeeet.. Ini anak nekat amat ya...” kata Ray menggelengkan kepalanya.
“Ckckcka :p” kata Ray.
“Udah, nurut aja ama kapten!” kata Cakka sambil tertawa.
“Aduuh, CAKKA KAWEKAS NURAGA, dua gitar itu empat juta, bass dua juta, jumlahnya kan enam juta doang. Kenapa harus pake tabungan kita juga? Tabungan lo aja juga cukup!” kata Alvin.
“Kita patungan, Vin! Enam juta kan? Masing – masing dua juta lah..” kata Cakka.
“Hah?! habis dong tabungan gue! Nggak mauuuu!!” teriak Ray keras. Cakka, Alvin dan Deva langsung menutup telinga mereka.
“Buset dah, ini gondrong bikin gempa bumiii...” kata Cakka menggelengkan kepalanya lagi heran menatap temannya yang satu itu.
“Udah, gue nyumbang satu juta aja, lo tanggung satu jutanya lagi. Kan lo paling banyak! Gue nabung kan susah payah ini!” kata Ray.
“Yahh kok gitu sih?? Kan lo bisa nabung lagi? Setahun lagi juga numpuk lagi tuh celengan!” tanya Cakka.
Ray menjitak kepala Cakka. “Enak aja lo ngomong. Gue tuh jarang show sendirian! Pemasukan gue tuh dikit! Emang elo, yang tampil tiap bulan?? Kalo gue laris kayak elo sih, gue juga nggak apa – apa harus ngures tabungan gue walaupun bukan buat keperluan gue!”
“Udah ah, ribet amat sih! Ya udah, kali ini gue baik! Buat lo, satu juta aja!” kata Cakka akhirnya nyerah.
“Siip!” kata Ray tersenyum puas.
“Udah, tugas lo semua cuma itu, paling entar bantuin gue bikin kue! Bahan – bahannya semua gue yang tanggung!” kata Cakka.
“Tau deh yang tajirrr...” kata Alvin tersenyum nggak jelas.
“Apaan sih lo, Vin! Udah, ayo kerja!” kata Cakka.
“Iya iya!!” kata Alvin, Deva, Ray kompak. Mereka langsung sibuk menyiapkan segala sesuatunya. Perlu waktu lama untuk mengurus semua itu. Apalagi dengan Cakka yang memang selalu menyiapkan segalanya dengan PERFECT, jadi kalau menurutnya kurang bagus, pasti Alvin, Ray dan Deva langsung di ceramahi. Ternyata, punya kapten yang PERFECT itu nggak enak juga ya? Tapi, Alvin, Deva dan Ray juga nggak pernah protes walaupun menurut mereka Cakka itu terlalu bawel. Kalau hasilnya benar – benar PERFECT, mereka bertiga nggak akan nyesel ngerjain semuanya.



4 April 2006...
“Mas! Banguuun! Matahari udah melek! Cepetaaannn!!” ajak Cakka sambil membangunkan kakaknya yang masih tertidur lelap di ranjangnya. Sementara Elang hanya gerak – gerak karena terganggu dengan suara Cakka.
“Mas! Banguunn!!” teriak Cakka sampai akhirnya dia batuk – batuk sejenak. Dan parahnya, Elang belum juga bangun. Akhirnya, Cakka mengambil napas dan langsung berteriak sekencang – kencangnya. “ELANG PUTRA NURAGA!!!”
Elang langsung terlonjak dari tidurnya dan menatap Cakka dengan penuh kesal sambil mengucek – ngucek matanya yang masih mengantuk. “Apaan sih, Cak? Pagi – pagi udah ribut aja!”
“Cepetan bangun! Mandi! Ganti baju! Gimana sih, di hari raya begini malah bangun siang!” kata Cakka ngomel – ngomel.
“Hari raya apaan sih? Ya udah, Mas mandiii...” kata Elang beranjak dari tempat tidurnya dan pergi menuju kamar mandi.
“Jangan lupa ke taman belakang habis mandii...!!” teriak Cakka.
“Iya iya baweeel!!” teriak Elang dari kamar mandi.
Setelah puas, Cakka langsung keluar kamar dan mengambil walkie talkie-nya yang berwarna ungu menghubungi ketiga temannya yang sudah bersiap di taman belakang, tepatnya di balik semak – semak sehingga nggak ketahuan siapa - siapa. Ia berbisik supaya Bram dan Muflik, teman – teman Elang yang sudah ada di belakang juga, nggak mendengar dan mengetahui rencana Cakka dan teman – temannya. “Oke! Misi dimulai! Jangan lupa nanti kita kejutkan mereka!”
Roger!” terdengar balasan dari Alvin.
Cakka langsung menghampiri Alvin, Deva dan Ray yang ada di balik semak – semak itu dengan hati – hati supaya nggak menimbulkan suara. Di sana, Alvin sudah siap dengan gitar yang digantungkannya dan satu kotak kue tart untuk Still Here. Deva juga sudah menggantungkan bass di pundaknya dan satu kotak kue ulang tahun. Sedangkan Ray tidak membawa apa – apa karena dia main dram. Cakka juga menggantungkan gitar hitam kesayangannya. Mereka rencananya akan membawakan lagu untuk tiga orang yang merayakan 1st anniversary Still Here Band itu di tambah Elang yang merayakan ulang tahunnya.
“Oke. Sebentar lagi,” kata Cakka mendapati Elang, Muflik dan Bram sudah berkumpul di taman belakang dan sedang kebingungan mencari Cakka. “Gue keluar duluan. Nanti kalau gue panggil, baru kalian maju oke?”
“Siip!” balas Alvin, Deva dan Ray mengacungkan jempolnya. Setelah itu, Cakka keluar dari persembunyian dan menghampiri kakaknya dan kedua temannya itu.
“Udah kumpul semua ya!” kata Cakka tersenyum lebar.
“Cakka! Ya ampun, ini ada apaan sih?” tanya Elang heran.
“Mas nggak lihat ada tulisan Still Here Band di sana?” tanya Cakka menunjuk spanduk besar yang sudah ia buat dengan teman – temannya. Elang melihat ke arah Cakka menunjuk. Bram dan Muflik juga.
“Hah? Itu buat apaan?” tanya Elang heran.
“Alvin! Maju!” seru Cakka.
Elang, Muflik dan Bram heran Cakka memanggil Alvin. Tentu saja, mereka kan nggak tahu kalau ada teman – teman Cakka di sana. Seiring Alvin keluar dari persembunyian, Cakka memainkan gitarnya sambil bernyanyi.

Happy 1st Anniversary
For you and your friends
Wish you always be success
Still Here Band!

Elang, Muflik dan Bram tercengang dan langsung tersenyum lebar mendengarnya. Mereka baru sadar ternyata kalau hari ini 4 April, tepat satu tahun Still Here berkarya, sejak Still Here Band di bentuk. Elang, Muflik dan Bram meniup lilin yang ada di kue tart yang di pegang Alvin. Setelah itu, Alvin menaruhnya di meja yang ada di dekatnya.
“Ya ampuun.. Baru ingat aku!” kata Elang.
“Iya, aku juga!” kata Muflik dan Bram kompak.
“Bukan itu aja, Mas! Deva! Ray!” komando Cakka. Kali ini Deva dan Ray yang keluar dari persembunyian sambil membawa kue tart satu lagi. Cakka kembali bernyanyi.

Happy Birthday Elang
Happy Birthday Elang
Happy Birthday, Happy Birthday
Happy Birthday Elang!

Selamat Ulang Tahun, kami ucapkan
Selamat panjang umur, kita kan doakan
Selamat sejahtera, sehat sentosa
Selamat panjang umur dan bahagia

Elang kembali meniup lilin yang ada di kue tart yang di pegang Deva dan Ray. Lalu, Deva dan Ray juga menaruh di meja yang sama dengan kue tart untuk band tadi. Setelah itu, Cakka memberikan gitar kepada Elang.
“Wah, kadonya gitar! Makasih yaa..” kata Elang mengacak – ngacak rambut Cakka dengan lembut. Cakka tersenyum menatap kakaknya.
“Ini, Kak!” kata Alvin dan Ray. Alvin memberikan gitar kepada Muflik dan Ray memberikan bass kepada Bram.
“Wahh.. Makasih yaa!” kata Muflik dan Bram.
“Ayo, teman – teman! Saatnya penutup!” kata Cakka. Mereka berempat langsung bersiap. Ray langsung menghampiri dram yang memang sudah di letakkan di taman itu.
“Satu.. dua.. tiga..!!” seru Cakka.

Berdua bersamamu
coba curahkan isi hatiku
hanya ini yg kuberikan
sepotong bunga yg penuh harapan

berjalan sendiri di sini
luapkan emosi yg membekas di hati
terbayang saat berdua bersamamu
kembali dapat jalani hidup ini
bersamaku

Jalan begitu panjang terbentang
ku tak mampu lewati ini sendiri
kita berdua hrus ttp setia
Segala beban terasa sudah biasa

Terlalu banyak kesedihan
Aku inginkan perubahan

Jalan begitu panjang terbentang
ku tak mampu lewati ini sendiri
kita berdua hrus ttp setia
Segala beban terasa sudah biasa
(Bunga Harapan – Still Here)

“Waduuh.. makasih teman – teman! Kalian udah mau repot bikinin dua kue sekaligus! Terus mau nyanyi buat kita, nyanyi Bunga Harapan juga!” kata Elang senang.
“Iya! Cakka, Alvin, Deva, Ray! Makasih ya!” kata Bram.
“Sama – sama! Tapi, ini semua bukan ide kita, Kak! Ini murni ide Cakka semua!” kata Alvin.
“Wah, adik Mas emang hebat :D” kata Elang mengacak – acak rambut Cakka lagi.
“Aduuh, jangan diacak lagi dong, Mas. Berantakan, entar cakepnya Cakka ilang lagi...:p” protes Cakka. Elang langsung menjitak Cakka.
Semuanya tertawa melihatnya.

Pengirim : Fancha (fancha.cluv@yahoo.co.id) - C~LUVers! Jakarta

0 comments:

Post a Comment