Hari ini hari sekolah. Cakka bangun pagi jam lima tiga
puluh dan langsung mandi juga sarapan sampai jam enam lima belas. Hari ini
Cakka bersemangat sekali untuk pergi ke sekolah karena akan bertemu dengan
teman – temannya yang merupakan teman – teman sekelas, teman – teman bermain
dan juga teman – teman band. Sudah dua tahun mereka berteman dan mereka selalu
bersama karena sudah berjanji akan menghadapi semuanya bersama. Kalau sedang
senang di bagi – bagi, kalau sedang sedih, semuanya menghibur. Mereka semua
saling pengertian, karena itulah mereka sangat bisa menjalin persahabatan yang
sangat kompak.
Cakka baru kelas 5 SD. Sedangkan kakak satu – satunya itu
sudah kelas SMP 3. Kedua cowok bersaudara ini sangat kompak. Hobinya sama yaitu
main gitar, sikapnya sama baik tapi jail
dan suka becanda dengan teman – teman mereka.
“Mas Elaaaaaaang! Cepetan kenapa?? Orang keren udah di
tungguin nih!!” kata Cakka yang sudah ada di depan rumahnya siap untuk pergi ke
sekolah di pagi hari yang sangat cerah ini. Kebiasaan Elang berlama – lama di
dalam rumah belum juga sembuh. Ini sudah ia lakukan sejak masuk SMP. Entah
sedang apa di dalam Cakka nggak tahu. Dan tingkah lakunya membuat Cakka
suaranya sedikit serak di pagi hari karena ia harus teriak – teriak memanggil
kakaknya.
“Iya iya!! Mas tau kok banyak yang nungguin Mas!!” teriak
Elang sambil keluar dari rumah menghampiri adiknya yang sudah manyun menatap
kakaknya, mendengar balasan kakaknya itu.
“Yeeee!! GR ih!!” seru Cakka dengan mulut manyunnya itu
sambil mencubit lengan kakaknya dengan keras seperti kebiasaan biasanya kalau
Cakka sedang cemberut.
“Adooowww!!” rintih Elang.
“Udah, ayo berangkat!” kata Cakka sambil menarik kakaknya
pergi menuju sekolah mereka yang masih mengelus tangannya yang di cubit oleh
Cakka tadi.
“Heiii, bro!!” seru Cakka di kelasnya sambil hi five
dengan ketiga temannya.
“Wheitzz, akhirnya kapten kita dateng!!” seru Ray, si
mungil imut yang berambut gondrong tebal ini suka senyum lebar dan memamerkan
giginya yang putih bersih. Kalau di band, anak ini jadi drummer. Drum itu satu
– satunya kegiatannya di luar sekolah selain belajar untuk ulangan dan bikin
PR.
“Lama banget lo?? Udah mau jam masuk nih!” kata Alvin, si
cowok berbadan besar dan berambut gondrong itu mengerutkan dahinya sambil melirik
jam dinding yang ada di kelas. Sudah jam 6.40 dan itu sudah molor setengah jam
dari jam biasanya Cakka datang. Alvin paling tahu kalau Cakka itu rajin banget
datang pagi.
“Iya ya! Ngapain lo di rumah? Bertapa sambil meluk –
meluk gitar?” tanya Deva sambil tertawa melontarkan candaannya.
“Bertapa pala lo! Emang gue apaan?? Gue nungguin si Mas
tuh, lama banget di dalem!” kata Cakka menjitak kepala Deva yang langsung
nyengir menatap Cakka.
“Oh ya, Cak, tadi malem lo bilang ada yang mau dibicarain
sama kita semua, ada apaan sih?” tanya Ray penasaran. Tadi malem Cakka mengirim
mention di twitter, katanya ada pengumuman penting yang harus disiapkan dan
dibicarakan.
“Oh iya! Ada apaan, Cak?” tanya Alvin ikutan penasaran.
“Masalah, Cak?” tanya Deva ikutan nimbrung meramaikan
pertanyaan.
Cakka langsung menjitak ketiga temannya secara bergantian
yang langsung disambut dengan mulut mereka yang manyun. Cakka hanya
menggelengkan kepalanya. “Nanya satu – satu kenapa? Mulut gue cuma satu!! Dasar
curut!”
“Curut, curut! Dasar babi lo!” balas Alvin sambil
tertawa.
“Katarak lo ya? Gue kurus begini di bilang babi! Kurus
gue kayak Justin Bieber! Eits, tapi masih gantengan gue dong...”
“Apaan sih lo? Gaje amat!” kata Alvin menggelengkan
kepalanya.
“Eh, udah, udah! Katanya ada masalah, kok malam
berantem?” tanya Deva.
“Siapa bilang sih gue punya masalah?” tanya Cakka
menggelengkan kepalanya menatap Deva yang menurutnya begitu lugu.
“Terus apaan?”
“Gini!” kata Cakka mengeluarkan kertas lebar ke atas
mejanya. Kertas itu berisi sebuah gambar yang Cakka gambar tadi malam. Yah,
walaupun Cakka nggak pandai gambar. Alvin, Deva dan Ray langsung menutup mulut
mereka menatap gambar itu. Mereka tersenyum dan menahan tawa.
“Tau deh, gue nggak pinter gambar! Nggak usah ketawa
kenapa?” tanya Cakka dengan mulut manyun menatap teman – temannya yang masih
menahan tawanya karena gambar Cakka memang nggak bagus.
“Sori.. sori..” kata Alvin, Deva dan Ray kompak sambil
senyamsenyum gaje.
“Intinya sekarang, kita harus menyiapkan semuanya untuk
tanggal 4 April nanti! Oke?” kata Cakka.
“Ultah Mas lo, Cak?” tanya Alvin nggak connect.
“Sebagian! Sebagiannya lagi anniversary Still Here Band!” kata Cakka.
“Terus, rencana lo apaan?” tanya Ray.
“Kita adain surprise
party lah buat Mas Elang! Di belakang rumah gue! Kita bikin spanduk tulisan
Still Here Band yang
sangaaaaaaaaaaaaaat besar. Terus, kita bikin dua kue tart. Satu buat band, satu
buat ulang tahun. Entar Mas Elang latihan band sampai sore. Entar, ke rumah
gue, semuanya pada punya tabungan, kan? Bawa! Gue mau ngecek kas! Entar gue
perjelas lagi rencana gue di rumah!” kata Cakka seperti memerintahkan anak
buahnya.
“Siip!” seru Alvin, Deva dan Ray kompak.
“Mas! Kok belum pergi sih?” protes Cakka menghampiri
kakaknya di kamar. Ia heran, ini sudah jam 3 dan seharusnya kakaknya sudah
minggat dari rumah dan langsung ke Farabi untuk latihan.
“Aduh! Adikku ngusir aku dari rumah! Ayaaah...” kata
Elang malah akting.
“Apaan sih! Lebay! Mas nggak latihan??”
“Nggak ada latihan hari ini! Heran, biasanya Cakka paling
hafal jadwal latihan Mas.. Gimana sih?” tanya Mas Elang menggelengkan
kepalanya.
“Hah?! Nggak ada latihan?! Mati gue!” kata Cakka langsung
buru – buru pergi dari kamar Elang dan mengambil Blackberry dan mengabari ketiga temannya di twitter. Kebetulan mereka semua lagi online.
cakkaNRG
Aah!! Mati gue!! Woiii @9alvinosztaCR7 @devaekada15
@rayprasetya22, lokasi di ganti jadi rumah @rayprasetya22!
Rayprasetya22
Hah? kok jadi rumah gue?? Gue udah jalan!! RT @cakkaNRG Aah!! Mati gue!! Woiii @9alvinosztaCR7 @devaekada15 @rayprasetya22,
lokasi di ganti jadi rumah @rayprasetya22!
9alvinosztaCR7
Kenapa Cak?? RT @rayprasetya22
Hah? kok jadi rumah gue?? Gue udah jalan!! RT @cakkaNRG Aah!! Mati gue!! Woiii @9alvinosztaCR7
devaekada15
Untung gue blom jalan! RT @9alvinosztaCR7 Kenapa Cak?? RT @rayprasetya22 Hah? kok jadi rumah gue?? Gue udah jalan!! RT @cakkaNRG Aah!! Mati gue!! Woiii
cakkaNRG
@rayprasetya22 @9alvinosztaCR7 @devaekada15 udahh, lo pada dateng aje ke rumah gocap! Entar gue
jelasin semuanya! Oke?
cakkaNRG
@rayprasetya22 lo
jalan ke rumah gue aja! Bareng gue ke rumah lo! Daripada lo muter balik!
Rayprasetya22
Okelahh...RT @cakkaNRG: @rayprasetya22
lo jalan ke rumah gue aja! Bareng gue ke rumah lo! Daripada lo muter balik!
Setelah itu, Cakka menyimpan hapenya dan langsung pergi
keluar menunggu Ray di luar. Tak memperdulikan Elang yang langsung cengo
melihat tingkah Cakka yang begitu aneh di matanya.
“Yaelahhh, gue kira ada apaan!” kata Alvin menggelengkan
kepalanya mendengar cerita dari Cakka begitu Cakka dan Ray sampai di rumah Ray.
Deva juga sudah sampai di sana.
“Lagian lo kok tumben amat lupa Mas Elang nggak ada
latihan??” tanya Deva.
“Gue bener – bener lupa!” kata Cakka sambil menepuk –
nepuk dahinya.
“Udah, sekarang lo mau kita ngapain ama celengan kita?”
tanya Ray.
“Oh iya! Lo semua tabungannya ada berapa duit?” tanya
Cakka.
“Sejuta..” kata Alvin.
“Tiga juta...” kata Deva.
“Dua juta...” kata Ray.
“Oke. Gue punya delapan juta, berarti jumlahnya...” kata
Cakka berpikir sejenak. “Empat belas juta. Oke! Lebih dari cukup! Gue butuh
sebagian buat beli kado buat Mas Elang, Mas Muflik sama Mas Bram!”
“Hah?! Buset dah lo.. lo nyuruh kita beli dua gitar sama
satu bass baru pake tabungan kita gitu?!” tanya Alvin kaget.
“Bujeeet.. Ini anak nekat amat ya...” kata Ray
menggelengkan kepalanya.
“Ckckcka :p” kata Ray.
“Udah, nurut aja ama kapten!” kata Cakka sambil tertawa.
“Aduuh, CAKKA KAWEKAS NURAGA, dua gitar itu empat juta,
bass dua juta, jumlahnya kan enam juta doang. Kenapa harus pake tabungan kita
juga? Tabungan lo aja juga cukup!” kata Alvin.
“Kita patungan, Vin! Enam juta kan? Masing – masing dua
juta lah..” kata Cakka.
“Hah?! habis dong tabungan gue! Nggak mauuuu!!” teriak
Ray keras. Cakka, Alvin dan Deva langsung menutup telinga mereka.
“Buset dah, ini gondrong bikin gempa bumiii...” kata
Cakka menggelengkan kepalanya lagi heran menatap temannya yang satu itu.
“Udah, gue nyumbang satu juta aja, lo tanggung satu
jutanya lagi. Kan lo paling banyak! Gue nabung kan susah payah ini!” kata Ray.
“Yahh kok gitu sih?? Kan lo bisa nabung lagi? Setahun
lagi juga numpuk lagi tuh celengan!” tanya Cakka.
Ray menjitak kepala Cakka. “Enak aja lo ngomong. Gue tuh
jarang show sendirian! Pemasukan gue tuh dikit! Emang elo, yang tampil tiap
bulan?? Kalo gue laris kayak elo sih, gue juga nggak apa – apa harus ngures
tabungan gue walaupun bukan buat keperluan gue!”
“Udah ah, ribet amat sih! Ya udah, kali ini gue baik!
Buat lo, satu juta aja!” kata Cakka akhirnya nyerah.
“Siip!” kata Ray tersenyum puas.
“Udah, tugas lo semua cuma itu, paling entar bantuin gue
bikin kue! Bahan – bahannya semua gue yang tanggung!” kata Cakka.
“Tau deh yang tajirrr...” kata Alvin tersenyum nggak
jelas.
“Apaan sih lo, Vin! Udah, ayo kerja!” kata Cakka.
“Iya iya!!” kata Alvin, Deva, Ray kompak. Mereka langsung
sibuk menyiapkan segala sesuatunya. Perlu waktu lama untuk mengurus semua itu.
Apalagi dengan Cakka yang memang selalu menyiapkan segalanya dengan PERFECT,
jadi kalau menurutnya kurang bagus, pasti Alvin, Ray dan Deva langsung di ceramahi.
Ternyata, punya kapten yang PERFECT itu nggak enak juga ya? Tapi, Alvin, Deva
dan Ray juga nggak pernah protes walaupun menurut mereka Cakka itu terlalu
bawel. Kalau hasilnya benar – benar PERFECT, mereka bertiga nggak akan nyesel
ngerjain semuanya.
4 April 2006...
“Mas! Banguuun! Matahari udah melek! Cepetaaannn!!” ajak
Cakka sambil membangunkan kakaknya yang masih tertidur lelap di ranjangnya.
Sementara Elang hanya gerak – gerak karena terganggu dengan suara Cakka.
“Mas! Banguunn!!” teriak Cakka sampai akhirnya dia batuk
– batuk sejenak. Dan parahnya, Elang belum juga bangun. Akhirnya, Cakka
mengambil napas dan langsung berteriak sekencang – kencangnya. “ELANG PUTRA
NURAGA!!!”
Elang langsung terlonjak dari tidurnya dan menatap Cakka
dengan penuh kesal sambil mengucek – ngucek matanya yang masih mengantuk.
“Apaan sih, Cak? Pagi – pagi udah ribut aja!”
“Cepetan bangun! Mandi! Ganti baju! Gimana sih, di hari
raya begini malah bangun siang!” kata Cakka ngomel – ngomel.
“Hari raya apaan sih? Ya udah, Mas mandiii...” kata Elang
beranjak dari tempat tidurnya dan pergi menuju kamar mandi.
“Jangan lupa ke taman belakang habis mandii...!!” teriak
Cakka.
“Iya iya baweeel!!” teriak Elang dari kamar mandi.
Setelah puas, Cakka langsung keluar kamar dan mengambil walkie talkie-nya yang berwarna ungu
menghubungi ketiga temannya yang sudah bersiap di taman belakang, tepatnya di
balik semak – semak sehingga nggak ketahuan siapa - siapa. Ia berbisik supaya
Bram dan Muflik, teman – teman Elang yang sudah ada di belakang juga, nggak
mendengar dan mengetahui rencana Cakka dan teman – temannya. “Oke! Misi
dimulai! Jangan lupa nanti kita kejutkan mereka!”
“Roger!”
terdengar balasan dari Alvin.
Cakka langsung menghampiri Alvin, Deva dan Ray yang ada
di balik semak – semak itu dengan hati – hati supaya nggak menimbulkan suara.
Di sana, Alvin sudah siap dengan gitar yang digantungkannya dan satu kotak kue
tart untuk Still Here. Deva juga
sudah menggantungkan bass di pundaknya dan satu kotak kue ulang tahun.
Sedangkan Ray tidak membawa apa – apa karena dia main dram. Cakka juga
menggantungkan gitar hitam kesayangannya. Mereka rencananya akan membawakan
lagu untuk tiga orang yang merayakan 1st
anniversary Still Here Band itu di tambah Elang yang merayakan ulang
tahunnya.
“Oke. Sebentar lagi,” kata Cakka mendapati Elang, Muflik
dan Bram sudah berkumpul di taman belakang dan sedang kebingungan mencari
Cakka. “Gue keluar duluan. Nanti kalau gue panggil, baru kalian maju oke?”
“Siip!” balas Alvin, Deva dan Ray mengacungkan jempolnya.
Setelah itu, Cakka keluar dari persembunyian dan menghampiri kakaknya dan kedua
temannya itu.
“Udah kumpul semua ya!” kata Cakka tersenyum lebar.
“Cakka! Ya ampun, ini ada apaan sih?” tanya Elang heran.
“Mas nggak lihat ada tulisan Still Here Band di sana?” tanya Cakka menunjuk spanduk besar yang
sudah ia buat dengan teman – temannya. Elang melihat ke arah Cakka menunjuk.
Bram dan Muflik juga.
“Hah? Itu buat apaan?” tanya Elang heran.
“Alvin! Maju!” seru Cakka.
Elang, Muflik dan Bram heran Cakka memanggil Alvin. Tentu
saja, mereka kan nggak tahu kalau ada teman – teman Cakka di sana. Seiring
Alvin keluar dari persembunyian, Cakka memainkan gitarnya sambil bernyanyi.
Happy 1st
Anniversary
For you and your
friends
Wish you always be
success
Still Here Band!
Elang, Muflik dan Bram tercengang dan langsung tersenyum
lebar mendengarnya. Mereka baru sadar ternyata kalau hari ini 4 April, tepat
satu tahun Still Here berkarya, sejak
Still Here Band di bentuk. Elang,
Muflik dan Bram meniup lilin yang ada di kue tart yang di pegang Alvin. Setelah
itu, Alvin menaruhnya di meja yang ada di dekatnya.
“Ya ampuun.. Baru ingat aku!” kata Elang.
“Iya, aku juga!” kata Muflik dan Bram kompak.
“Bukan itu aja, Mas! Deva! Ray!” komando Cakka. Kali ini
Deva dan Ray yang keluar dari persembunyian sambil membawa kue tart satu lagi.
Cakka kembali bernyanyi.
Happy Birthday Elang
Happy Birthday Elang
Happy Birthday,
Happy Birthday
Happy Birthday
Elang!
Selamat Ulang Tahun,
kami ucapkan
Selamat panjang
umur, kita kan doakan
Selamat sejahtera,
sehat sentosa
Selamat panjang umur
dan bahagia
Elang kembali meniup lilin yang ada di kue tart yang di
pegang Deva dan Ray. Lalu, Deva dan Ray juga menaruh di meja yang sama dengan
kue tart untuk band tadi. Setelah itu, Cakka memberikan gitar kepada Elang.
“Wah, kadonya gitar! Makasih yaa..” kata Elang mengacak –
ngacak rambut Cakka dengan lembut. Cakka tersenyum menatap kakaknya.
“Ini, Kak!” kata Alvin dan Ray. Alvin memberikan gitar
kepada Muflik dan Ray memberikan bass kepada Bram.
“Wahh.. Makasih yaa!” kata Muflik dan Bram.
“Ayo, teman – teman! Saatnya penutup!” kata Cakka. Mereka
berempat langsung bersiap. Ray langsung menghampiri dram yang memang sudah di
letakkan di taman itu.
“Satu.. dua.. tiga..!!” seru Cakka.
Berdua bersamamu
coba curahkan isi
hatiku
hanya ini yg
kuberikan
sepotong bunga yg
penuh harapan
berjalan sendiri di
sini
luapkan emosi yg
membekas di hati
terbayang saat
berdua bersamamu
kembali dapat jalani
hidup ini
bersamaku
Jalan begitu panjang
terbentang
ku tak mampu lewati
ini sendiri
kita berdua hrus ttp
setia
Segala beban terasa
sudah biasa
Terlalu banyak
kesedihan
Aku inginkan
perubahan
Jalan begitu panjang
terbentang
ku tak mampu lewati
ini sendiri
kita berdua hrus ttp
setia
Segala beban terasa
sudah biasa
(Bunga Harapan –
Still Here)
“Waduuh.. makasih teman – teman! Kalian udah mau repot
bikinin dua kue sekaligus! Terus mau nyanyi buat kita, nyanyi Bunga Harapan
juga!” kata Elang senang.
“Iya! Cakka, Alvin, Deva, Ray! Makasih ya!” kata Bram.
“Sama – sama! Tapi, ini semua bukan ide kita, Kak! Ini
murni ide Cakka semua!” kata Alvin.
“Wah, adik Mas emang hebat :D” kata Elang mengacak – acak
rambut Cakka lagi.
“Aduuh, jangan diacak lagi dong, Mas. Berantakan, entar
cakepnya Cakka ilang lagi...:p” protes Cakka. Elang langsung menjitak Cakka.
Semuanya tertawa melihatnya.
Pengirim : Fancha (fancha.cluv@yahoo.co.id) - C~LUVers! Jakarta